oleh: Hendra Rey 雷伟业牧师博士
Lukas 17:18
“Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”
Tuhan Yesus menyembuhkan 10 orang, tetapi hanya satu yang kembali. Tuhan Yesus bertanya, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” (Lukas 17:17). Sembilan orang yang lain pergi begitu saja meninggalkan Tuhan tanpa ucapan terima kasih! Itu adalah gambaran umum, bahwa orang tidak tahu berterima kasih, namun orang percaya sejati akan tahu berterimakasih, lebih daripada itu tahu balas budi.
Ketika orang ingin cari kerja baru, atau terlilit hutang, atau ingin supaya anaknya bisa bersekolah di kota tertentu dan sebagainya, orang kerap kali berusaha menyapa, berbuat baik terhadap orang yang diharapkan bisa menolongnya. Namun setelah pertolongan sudah terjadi, hidup lebih baik, karir terangkat, hutang lunas, anak bisa sekolah di kota yang baik fasilitasnya, maka ia melupakan orang yang pernah dipakai Tuhan membantunya. Sesungguhnya orang yang tidak tahu berterimakasih adalah orang yang tidak tahu bersyukur kepada Tuhan, dan itu artinya semuakehidupan agamanya adalah kemunafikan.

Ada nilai yang selalu ditanamkan dalam Keluarga Tionghoa. Yǐn shuǐ sī yuan(饮水思源) artinya,
“Minum air harus ingat pada sumbernya.”
Inilah pepatah yang mengingatkan agar orang tau berterimakasih. Minum air, ada yang menyediakan, ada yang memasak, ada yang membelinya bahkan ada yang menciptakannya. Jadi kalau kita bisa menikmatinya, belajarlah berterimakasih pada yang memberikannya.
Tahu berterima kasih dan berusaha untuk balas budi adalah nilai-nilai yang sangat ditanamkan oleh Keluarga Tionghoa. Anak-anak harus tahu hormat kepada orangtua, dan juga harus tahu berterima kasih pada orang-orang yang pernah menolongnya, bahkan sedapat mungkin berusaha untuk membalasbudi. Maka ketika ada orang Kristen yang orang tahu bahwa mereka sudah ditolong, namun tidak tau berterima kasih kepada orang yang membantunya, maka di mata orang Tionghoa, mereka punya nilai yang sangat rendah.
Orang Tionghoa yang belum percaya kepada Tuhan Yesus akan sulit menerima Injil, bahkan menolak mendengarkan kesaksian dari orang yang tak tau berterima kasih dan membalas budi baik. Orang Kristen Tionghoa, seharusnya akan tahu berterimakasih dan membalas budi. Karena dari keyakinan iman, dan Alkitab telah mengajarkannya. Dari budaya, juga sangat ditekankan. Jika orang Kristen Tionghoa tidak tau berterima kasih dan balas budi, maka ia dikategorikan put hauw (不孝), alias orang yang tak berguna dan tak layak dihormati.
Bagaimana dengan orang Non Tionghoa? Sebenarnya semua latarbelakang kebudayaan ada nilai-nilai luhur juga yang bisa diteladani. Hanya saya yang kurang paham, sehingga takut salah membahas. Ajaran tau berterimakasih dan balas budi adalah nilai luhur yang menunjukan kualitas seorang manusia. Baiklah setiap keluarga yang mencintai Tuhan, tetap menanamkan nilai kehidupan; belajar berterima kasih dan balas budi, karena Alkitab mengajarkannya. Orang yang tau berterimakasih dan balas budi, sungguh menyenangkan Tuhan, karena hanya orang seperti itulah yang tau bersyukur buat semua kasih yang Tuhan sudah berikan kepadanya. Orang yang tau berterimakasih dan balas budi, yang dipakai Tuhan Yesus untuk menjadi alat saksi-Nya yang efektif.
Sayapun mengucapkan terimakasih karena Anda telah membaca renungan ini dan membagikannya.
Salam Tau Balas Budi